Logo

Lembang Madandan

Kabupaten Tana Toraja

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Senyum Mereka Mencairkan Segalanya

Senyum Mereka Mencairkan Segalanya

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 12 kali

Senyum Mereka Mencairkan Segalanya

Cerita KKN 2025. Saat itu Hari pertama saya terjun langsung untuk mengajar di SDN 9 Rantetayo, Lembang Madandan. Ini Adalah hari pertamaku untuk mengajar di sekolah SD, terasa sangat menguras emosi antara gugup, bahagia, dan khawatir takut akan salah berbicara pada saat pertama kali mengajar nanti. Sejak pagi aku sudah bersiap-siap karena udara di Madandan sangatlah dingin. Napas bahkan tampak seperti asap tipis saat keluar dari mulut. Jalan menuju sekolah masih basah oleh embun, namun suasananya sangat menenangkan: sepi, sejuk, dan hanya terdengar suara burung serta angin yang berhembus melalui pepohonan.


Selama perjalanan menuju sekolah, pikiranku dipenuhi berbagai kekhawatiran. “Apakah anak-anak akan menyukai cara mengajarku? Apakah materi yang aku siapkan cukup baik? Atau justru mereka akan merasa bosan?” Begitulah pikiran yang biasanya muncul ketika seseorang pertama kali akan mengajar.

Sesampainya di sekolah, suasana langsung ramai. Anak-anak sudah berlarian di halaman, ada yang bermain bola plastik, ada yang saling kejar-kejaran, ada pula yang duduk bercerita bersama. Ketika melihat kedatanganku dan teman-teman, beberapa dari mereka langsung memanggil, “Kak, kak! Hari ini kakak yang mengajar, ya?” Saya tersenyum sambil tertawa kecil. Dalam hati saya berkata, “Baiklah, sepertinya saya bisa menghadapi ini.”


Kepala sekolah, menyambut kami dengan sangat ramah. Beliau menginformasikan bahwa hari itu aku dan teman-temanku akan mengajar mata pelajaran matematika di kelas 2. Saat memasuki ruang kelas, jantungku berdetak sangat cepat. Ruangan itu sederhana, cat dindingnya mulai memudar, namun dinding kelas dihiasi berbagai gambar karya siswa: gunung, rumah panggung, kerbau, kebun kopi—semua menggambarkan kehidupan khas Toraja.

Anak-anak duduk rapih ketika aku mulai berdiri di depan kelas. Tatapan mereka besar, bulat, dan penuh rasa ingin tahu. Aku memulai dengan perkenalan singkat. Belum lama berbicara, seorang siswa mengangkat tangan dan bertanya, “Kak, kampusnya jauh dari sini, ya?” Satu kelas langsung tertawa, begitu pula saya. Suasana menjadi lebih cair dan rasa gugup saya berkurang.


Kami mengajar mata pelajaran Matematika tentang operasi hitung dasar. Agar pembelajaran lebih menarik dan tidak membuat mereka cepat bosan, saya menggunakan benda-benda yang mudah ditemukan di sekitar sekolah,. Akupun membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil dan meminta mereka menggunakan benda tersebut sebagai alat hitung. Beberapa siswa bahkan tampak sangat antusias hingga berlomba-lomba mengangkat tangan untuk menjawab soal yang berikan. Melihat semangat mereka, aku mulai menyadari bahwa mengajar tidak harus kaku. Dengan pendekatan yang lebih dekat dengan keseharian mereka, pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit justru terasa lebih mudah dan menyenangkan.


Namun mengajar tidak semudah teori. Ada pula siswa yang sulit duduk diam, ada yang terus-menerus bertanya hal di luar pelajaran, dan ada yang sibuk menggambar. Dari situ saya belajar bahwa mengajar bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga memahami karakter siswa, melatih kesabaran, dan menciptakan suasana belajar yang nyaman.



Ketika bel istirahat berbunyi, aku dan teman temanku mengira mereka akan langsung keluar kelas. Ternyata beberapa siswa tetap duduk sambil bertanya, “Kak, besok mengajar lagi, ya?” Seorang siswa bahkan memberikan saya gambar gunung Madandan dengan tulisan kecil, “Terima kasih, Kak.”

Saat itu akun merasa semua kegugupan sejak pagi terbayar lunas. Rupanya kebahagiaan bisa hadir dengan sangat sederhana: merasa diterima, dihargai, dan dapat memberi manfaat meski dengan hal kecil.


Penulis: Raisya Zahra Hussaina


#kkndesabinaaniainparepare

#aksinyata_tumbuhbersama

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Lembang Madandan

Kecamatan Rantetayo

Kabupaten Tana Toraja

Provinsi Sulawesi Selatan

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia