Invalid Date
Dilihat 34 kali
Lembang Madandan. SD Negeri 9 Rantetayo yang terletak di Lembang Madandan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja menorehkan sejarah penting. Untuk pertama kalinya sejak sekolah ini berdiri, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) hadir dan mengabdikan diri secara langsung di lingkungan sekolah. Mahasiswa KKN Desa Binaan IAIN Parepare Posko 1 Lembang Madandan menjadi pelopor dalam pengabdian di sekolah yang sebelumnya luput dari perhatian program serupa.
Berdiri di kawasan pegunungan, SDN 9 Rantetayo merupakan sekolah dasar negeri dengan jumlah siswa sebanyak 104 orang. Komposisi siswa mencerminkan wajah pluralisme yang khas di Tana Toraja, yakni 96 siswa non-Muslim dan 8 siswa Muslim belajar bersama tanpa sekat, dalam nuansa toleransi yang kuat.
Tomas Simmin Lobo selaku Kepala SDN 9 Rantetayo, menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun ia memimpin, sekolah ini tidak pernah menjadi lokasi pengabdian mahasiswa KKN. “Jujur, baru kali ini kami benar-benar merasakan kehadiran mahasiswa KKN. Dulu, beberapa kampus memang pernah datang observasi, tapi tidak ada kelanjutannya. Mahasiswa IAIN Parepare menjadi yang pertama menyentuh langsung sekolah ini,” ujarnya dengan haru.
Ia melanjutkan, semangat belajar siswa dan mengajar para guru tidak pernah surut meski fasilitas sekolah masih jauh dari kata ideal. “Perpustakaan kami masih dipenuhi buku-buku lama. Sudah lebih dari sepuluh tahun tidak ada buku baru yang masuk. Tapi semangat anak-anak tetap tinggi. Buktinya, mereka bisa meraih juara hingga tingkat kabupaten,” ujar beliau yang sering disapa Pak Tomas.
Menurutnya, meskipun keterbatasan menjadi tantangan harian, para guru tetap menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan cinta. “Kami menjaga sekolah ini tetap bersih dari sampah plastik. Kami juga menggunakan dana kampung untuk melengkapi fasilitas seperti gazebo, dan beberapa pengembangan sekolah lainnya,” tambahnya.
Salah satu guru tetap yang mengabdi di SDN 9 Rantetayo sejak tahun 2003, Rovina Mappadang. Ia menceritakan bagaimana suasana kekeluargaan yang erat membuatnya betah tinggal dan mengajar di sekolah ini. “Saya perantau, tapi saya merasa sekolah ini seperti rumah. Anak-anak sopan, lingkungan mendukung, dan masyarakat menyambut dengan baik,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya toleransi di lingkungan sekolah. “Kami biasa menggabungkan siswa dalam kelas umum saat pelajaran agama dan memberikan arahan untuk tidak membedakan agama. Saat upacara, kami tekankan bahwa semua adalah saudara walapun beda keyakinan,” ujar guru Agama Katolik tersebut.
Lebih lanjut, sekolah juga membudayakan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial sejak dini. Siswa kelas 5 dan 6 diarahkan untuk membimbing adik kelas mereka dan menjaga interaksi yang harmonis dengan guru. “Kami ajarkan anak-anak untuk menganggap guru seperti orang tua mereka di rumah dan teman dianggap selayaknya saudara di rumah ” ungkap Kepala Sekolah.
Koordinator Desa (Kordes) KKN IAIN Parepare bernama Muh. Yushli, ia mengatakan bahwa keputusan memilih SDN 9 Rantetayo bukan tanpa alasan. “Kami percaya pengabdian terbaik adalah yang memberikan dampak nyata. Kami ingin belajar dari masyarakat, guru, dan anak-anak di sini yang semangatnya luar biasa,” jelasnya.
Kesan pertama yang dirasakan saat ke sekolah tersebut adalah rasa haru dan kekaguman. “Sekolah ini sederhana, tapi menyimpan semangat luar biasa. Senyum polos anak-anak, sambutan hangat para guru, semua itu menjadi energi bagi kami untuk benar-benar mengabdi, bukan sekadar menjalankan program,” tambahnya.
Tim KKN IAIN Parepare membawa sejumlah program inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan mendukung visi pembangunan Kabupaten Tana Toraja melalui program MASERO (Masyarakat Sehat, Religius, dan Optimal). Beberapa program yang dilaksanakan antara lain:
· Edukasi Kreatif: Kelas literasi kreatif dan permainan edukatif untuk memantik semangat belajar.
· Penguatan Karakter dan Disiplin: Morning motivation dan kegiatan nilai-nilai untuk membentuk karakter positif siswa.
· Estetika dan Kebersihan Sekolah: Mengajak siswa menghias ruang kelas dan menjaga kebersihan bersama.
· Pengenalan Teknologi dan Literasi Digital: Pembelajaran dasar teknologi agar siswa tidak tertinggal di era digital.
“Harapan kami, sekolah ini bisa menjadi tempat lahirnya mimpi-mimpi besar. Kami tidak ingin sekedar singgah, kami ingin meninggalkan jejak kebaikan yang bisa berdampak dalam jangka panjang,” ujar Kordes yang sering dipanggil Yusli.
Kehadiran mahasiswa KKN IAIN Parepare di SDN 9 Rantetayo bukan hanya menjadi momen bersejarah bagi sekolah tersebut, tetapi juga menjadi cermin dari semangat kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi dan pendidikan dasar di daerah.
Disituasi sederhana dan penuh keterbatasan, SDN 9 Rantetayo hari ini
bukan lagi sekolah yang dilupakan,
namun menjadi tempat kolaborasi pengadian. Ia
kini menjadi sekolah yang ditumbuhkan bersama oleh
masyarakat, tenaga pengajar, dan
mahasiswa yang percaya bahwa pendidikan
adalah gerbang menuju perubahan yang menjanjikan.
#kkndesabinaaniainparepare25
Bagikan:
Lembang Madandan
Kecamatan Rantetayo
Kabupaten Tana Toraja
Provinsi Sulawesi Selatan
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini