
Invalid Date
Dilihat 39 kali

Cerita KKN 2025. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk implementasi pengetahuan serta wujud pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Setiap mahasiswa ditempatkan di wilayah tertentu dengan tujuan untuk memberikan kontribusi nyata melalui program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai mahasiswa IAIN Parepare, saya bersama 14 teman lainnya ditempatkan di Lembang Madandan, Tana Toraja, selama kurang lebih dua bulan. Pengalaman tersebut menjadi salah satu proses pembelajaran paling berarti dalam perjalanan akademik maupun pribadi. Melalui KKN inilah saya memahami bahwa teori yang selama ini dipelajari di kampus baru benar-benar terasa hidup ketika bertemu dengan realitas sosial masyarakat.
Kehadiran kami di Lembang Madandan bukan hanya sekadar melaksanakan kewajiban mahasiswa, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai budaya Toraja, memahami dinamika masyarakat pegunungan, serta membangun hubungan emosional yang kuat dengan warga. Dalam tulisan ini, saya ingin menyampaikan pengalaman, refleksi, dan makna yang saya dapatkan selama menjalani KKN di daerah tersebut.
Salah satu hal yang paling melekat dari pengalaman KKN di Lembang Madandan adalah keramahan dan keterbukaan masyarakat. Meskipun kami datang dari daerah dan latar belakang berbeda, warga menerima kami dengan sangat baik. Setiap hari selalu ada sapaan, undangan minum kopi, bahkan ajakan mengikuti kegiatan adat. Interaksi tersebut bukan hanya memperkuat komunikasi, tetapi juga membantu saya memahami bagaimana nilai kebersamaan dan gotong royong masih sangat kuat di Toraja.
Masyarakat Madandan memiliki karakter yang hangat namun sederhana. Sikap mereka yang bersahaja membuat proses adaptasi menjadi mudah. Dalam banyak kesempatan, mereka mengajarkan kami hal-hal yang tidak kami temukan di bangku kuliah, seperti cara memahami kebutuhan masyarakat dari sudut pandang mereka, bukan dari asumsi mahasiswa.
Selama dua bulan, kelompok kami merancang dan melaksanakan berbagai program kerja mulai dari pendidikan, keagamaan, kebersihan lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat. Di bidang pendidikan, kami membantu mengajar di sekolah serta mengadakan kelas bimbingan belajar bagi anak-anak. Antusiasme mereka setiap sore saat belajar bersama menjadi motivasi tersendiri bagi saya.
Di bidang keagamaan, kami melaksanakan kegiatan pembinaan ibadah, tadarus, dan lomba keagamaan untuk anak-anak. Sementara di bidang lingkungan, kami mengadakan kerja bakti bersama warga seperti membersihkan area umum, dan memasang plat jalan pada jalur jalan kecil. Semua kegiatan tersebut berjalan berkat dukungan masyarakat yang tidak pernah setengah hati ketika ikut terlibat.
Melalui program-program inilah kami belajar bahwa keberhasilan KKN tidak hanya diukur dari seberapa banyak kegiatan yang dilakukan, tetapi dari bagaimana kegiatan tersebut memberi manfaat dan mampu menyentuh kehidupan masyarakat, meskipun dalam skala kecil.
Tidak dapat dipungkiri, pelaksanaan KKN juga menghadirkan sejumlah tantangan. Akses internet yang terbatas juga membuat kami harus menyesuaikan pola komunikasi dan pengumpulan data.
Selain itu, kami perlu menyesuaikan jadwal dan ritme kehidupan masyarakat yang berbeda dari kehidupan mahasiswa di kota. Namun, semua tantangan tersebut justru menjadi bagian penting dari proses pendewasaan. Kami belajar bersabar, berstrategi, dan bekerja sama secara lebih efektif.
Tana Toraja terkenal dengan kekayaan adat dan tradisinya. Selama berada di Madandan, saya berkesempatan menyaksikan berbagai kegiatan adat yang mengandung nilai persatuan, penghormatan terhadap leluhur, serta simbol-simbol kehidupan. Dalam keseharian, masyarakat tetap memegang teguh prinsip saling menghargai dan hidup rukun. Kearifan lokal seperti Rambu solo', Rambu tuka', kebiasaan membantu tetangga, hingga cara mereka menyambut tamu menjadi pelajaran berharga bagi saya. Nilai-nilai tersebut memperkaya perspektif saya tentang pentingnya mempertahankan budaya di tengah modernisasi.
KKN di Lembang Madandan, Tana Toraja, bukan hanya menjadi bagian dari kewajiban akademik, tetapi juga sebuah pengalaman hidup yang memberikan dampak mendalam pada diri saya. Dua bulan tinggal di tengah masyarakat memberikan kesempatan untuk belajar arti kebersamaan, kerja keras, serta penghargaan terhadap keberagaman budaya. Saya menyadari bahwa pengabdian tidak selalu harus dalam bentuk besar, hal kecil sekalipun dapat berarti jika dilakukan dengan ketulusan.
Melalui interaksi dengan masyarakat, pelaksanaan program kerja, serta berbagai tantangan yang kami hadapi, saya merasa lebih matang secara emosional, sosial, dan intelektual. KKN ini bukan hanya mengajarkan saya untuk menjadi mahasiswa yang peduli, tetapi juga manusia yang lebih memahami realitas sosial di sekitarnya.
Pengalaman ini menjadi bukti bahwa pendidikan terbaik bukan hanya berasal dari kelas atau buku, melainkan dari masyarakat yang mengajarkan banyak hal dengan cara yang sederhana namun penuh makna. KKN di Lembang Madandan akan selalu menjadi kenangan berharga yang memperkaya perjalanan hidup dan akademik saya.
Penulis: Sukma Ayu Wandini
#kkndesabinaaniainparepare2025
#aksinyata_tumbuhbersama
Bagikan:

Lembang Madandan
Kecamatan Rantetayo
Kabupaten Tana Toraja
Provinsi Sulawesi Selatan
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini