
Invalid Date
Dilihat 4 kali

Cerita KKN 2025. Madandan dan “Kak Sengkekang”
Ketika aku mendengar kata “Tana Toraja” yang pertama terpikirkan adalah Rumah Tongkonannya yang berdiri kokoh dan indah. Madandan bukan sekedar desa biasa. Madandan merupakan memiliki sejarah yang sangat Istimewa. Masyarakat madandan memberikan kami kehangatan yang tidak akan kami lupakan. Perbedaan agama dan suku bukan menjadi penghalang bagi Masyarakat madandan untuk hidup damai dan Sejahtera. Malahan perbedaan inilah yang menguatkan Masyarakat hidup bertoleransi agama. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13, yang artinya “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal”.
Kedatangan kami disambut hangat oleh bapak dan ibu posko kami, dan juga oleh Masyarakat madandan. Kami berkesempatan untuk melihat acara “Rambu Solo” yakni rangkaian upacara adat untuk mengantarkan orang yang sudah meninggal menuju kehidupan setelah kematian. Kami sangat takjub dan terpukau melihat acara rambu solo ini. Kami berikan pelayanan yang sangat Istimewa oleh Masyarakat setempat. Yang paling berkesan sejak awal adalah toleransinya. Upacara ini tidak memandang agama, etnis, suku, adat, semuanya bekerja sama untuk mempersiapkan dan melaksanakan upacara secara hikmat.
Hari-hari kami di desa pun berjalan hangat. Pagi dimulai dengan aktivitas masing-masing: ada yang menyiapkan materi untuk bahan mengajar, menyiapkan sarapan, membersihkan posko dan masjid, dan tak lupa juga untuk menyiapkan diri menjadi penceramah ibu-ibu majlis taklim Masjid Jami Madandan. Umur dan pengetahuan yang terbatas bukan menjadi penghalang kami untuk menyebarkan agama Islam. Di saat kami merasa tidak pantas untuk berceramah, kami melihat semangat juang ibu-ibu disana untuk menghadiri pengajian yang mengharuskan mereka naik turun gunung dan juga melewati hujan yang jaraknya tidak dekat. Kami takjub melihat semangat ibu-ibu majlis taklim yang ada di Madandan.
4 SD, 1 SMP yang kami ambil alih untuk mengajarkan ilmu yang kami dapatkan di bangku perkuliahan. Walaupun kami hanya berjumlah 15 orang, tidak menjadi masalah untuk mengambil alih semua tempat menimba ilmu tersebut.
Saya Mengajar di SDN 9 Rantetayo. Disini saya di kenal sebagai kakak sengkekang yang berarti cerewet. Walaupun saya selalu di ejek oleh siswa disana, tapi saya tetap menyayangi mereka. Pada akhirnya, saat kami berpamitan, mereka yang selalu mengejek saya, mereka yang paling bersedih. Pertemuan yang tidak kami sangka-sangka ini, menjadi kenangan yang akan kami kenang selalu.
KKN di Madandan mengajari kami bahwa pengabdian bukan soal program besar atau laporan kegiatan. Pengabdian adalah kehadiran. Mendengarkan warga dengan sungguh-sungguh. Belajar dari mereka, bukan hanya mengajar. Berusaha membantu semampunya, meski kecil, tapi dilakukan dengan hati.
Ketika hari terakhir tiba, kami tak bisa menyembunyikan rasa berat. Masyarakat madandan tak henti-hentinya memberikan kami bahan masakan, seolah-olah mereka masih ingin kami tetap tinggal di madandan. Anak-anak mengantar kami sampai mobil, melambaikan tangan sambil berteriak, “Kak, balik lagi ya!”. Doakan kami, semoga bisa menepati janji kami untuk Kembali ke madandan
Setelah pulang, hidup kembali berjalan seperti biasa. Kuliah, tugas, rutinitas. Tapi ada bagian dari diriku yang seakan masih tertinggal di desa itu—di Madandan, di teras posko tempat kami berkumpul sore-sore, serta canda tawanya yang menetap disana.
Madandan bukan sekadar tempat KKN. Ia adalah guru, rumah, dan kenangan yang tidak akan selesai hanya karena programnya selesai. Dan mungkin, suatu hari nanti, aku benar-benar akan kembali. Tidak sebagai mahasiswa KKN—tapi sebagai seseorang yang pernah belajar banyak dari desa itu, dan ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi.
Penulis: Ahmad Fuad
#kkndesabinaaniainparepare2025
#aksinyata_tumbuhbersama
Bagikan:

Lembang Madandan
Kecamatan Rantetayo
Kabupaten Tana Toraja
Provinsi Sulawesi Selatan
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini